Episode Singkawang : Cap Go Meh 2014

Solo traveling kali ini membawa saya ke kampung halaman Kalimantan Barat, kali ini judulnya bukan pulang kampung tapi melarikan diri, heee….Kebetulan tepat pada tanggal 14 Februari kemarin bertepatan dengan perayaan Cap Go Meh, yaa jujur saja saya baru pertama kali menyaksikan festival budaya ini, berangkat dari Pontianak menuju Singkawang saya tempuh selama 2 jam dengan sepeda motor, sebetulnya waktu tempuh normal Pontianak-Singkawang sekitar 3 Jam tapi beruntunglah saya saat itu, kebetulan ada mobil patroli pengawal polisi yang lewat membawa pejabat penting ke singkawang, ya sudahlah saya ikutin dari belakang konvoi kendaraan mereka, dan nyaris tidak ada hambatan. Perjalanan saya pun mulus bak pejabat yang sedang dikawal Polisi, heee. šŸ˜€ Lanjutkan membaca

Episode Aceh : Antara Kopi dan Tsunami

Selamat datang di destinasi kelima saya, Banda Aceh. Kali ini saya akan mengajak untuk mengenal lebih dekat tentang Kota Serambi Mekkah ini. Saya yakin hampir semua orang tahu ketika mendengar Aceh, pasti terlintas difikiran mereka akan sebuah musibah besar yang terjadi pada tahun 2004 silam yaitu Tsunami. Sebelumnya saya akan bercerita dulu kenapa saya begitu penasaran dengan kota ini. Tahun 2004 silam saat itu saya masih duduk di bangku sekolah dan ketika bencana Tsunami menerjang Aceh saya mungkin salah satu orang yang mengikuti perkembangan berita tersebut. Hampir setiap hari ketika pulang sekolah saya selalu berada di depan layar kaca televisi, tentunya untuk mengupdate berita dari musibah tsunami di Aceh. Masih teringat jelas saat itu, tanggal 26 Desember 2004 saat Aceh diterjang Tsunami, hujan deras melanda kota saya, Pontianak, deras sekali bahkan petir tak henti hentinya menggelegar di langit. Saya yakin itu mungkin pertanda dari Allah untuk memberitahu jika sang khalik sedang menurunkan cobaan buat sebagian umat kita. Saya harus ke Aceh !!! Saya ingin jadi relawan !!! Begitulah impian saya saat itu walaupun ujung-ujungnya tidak diizinkan orang tua ;(. Lanjutkan membaca

Episode Sabang : Titik 0 Kilometer Indonesia

Pucuk pucuk pucuk, itulah sepintas kalimat pada salah satu iklan minuman di televisi, yaa akhirnya saya ke pucuk, pucuk Sumatra. Sabang merupakan pencapaian utama saya dalam misi jejak kaki andalas ini. Berangkat dari Medan pada malam hari dan tiba di Banda Aceh pada keesokan paginya (Sabtu, 4 Januari 2014), saat itu bis yang saya tumpangi melewati jalur timur (Medan-Binjai-Stabat-Kuala Simpang-Langsa-Lhokseumawe-Bireun-Sigli-Banda Aceh). Tiba di terminal terpadu Batoh Banda Aceh saya langsung bergerak untuk mengejar penyebrangan pagi ke Sabang. Saat turun dari bis saya sempat kebingungan karena tidak ada angkutan umum ke pelabuhan Ulee Lheue, banyak jasa taksi dan becak motor disana dan akhirnya pilihan saya jatuh pada BECAK MOTOR (lagi dan lagi)Ā  dan sang supir becak motor inilah orang aceh pertama yang saya temui saat itu, namanya bang Muhajir. Beliau merupakan orang asli banda aceh dan sudah puluhan tahun tinggal di aceh, orangnya baik dan ramah serta banyak memberikan banyak informasi mengenai sejarah di Aceh. Well, akhirnya saya memutuskan beliau lah guide saya saat di aceh nanti, tapi untuk sekarang tolong antar saya dulu ke pelabuhan bang !!! Jarak pelabuhan Ulee Lheue dari terminal sebetulnya tidak jauh, hanya 30 menit saja sudah bisa mencapai pelabuhan ini. Lanjutkan membaca

Episode Medan : Kota Ragam Budaya

Menapaki tanah andalas berlanjut ke Medan, kamis malam (2 Januari 2014) saya berangkat dari Bukittinggi menuju Medan menggunakan armada bis sang penakluk jalan lintas Sumatra. Rute yang ditempuh kali ini akan melalui jalur Barat (Bukittinggi-Lubuksikaping-Padangsidempuan-Tarutung-Balige-Pematangsiantar-Tebingtinggi-Sei.Rampah-Lubukpakam-Medan), rute ini juga akan melewati danau toba dan inilah alasan saya mengapa ingin mencoba menggunakan bis ini, ingin melihat danau toba,uyeee. Perjalanan ditempuh selama 24 jam untuk sampai di Medan, yaa akhirnya saya menginap di bis malam itu, syukurlah kursinya nyaman walau tetap saja tidak senyaman tempat tidur dirumah :D. waktu demi waktu saya rasakan nikmatnya didalam bis, banyak orang naik turun silih berganti ketika perjalanan ke Medan, ini terjadi karena setiap ada penumpang yang turun maka sang supir bersama kondektur nya akan tetap mencari penumpang dimanapun dan kapanpun itu. Nah kali ini saya akan berbicara mengenai jalan di Sumatra, orang pasti sudah banyak yang tahu jalan lintas Sumatra itu hampir tidak ada yang lurus, berkelok-kelok naik turun gunung. Saya akui orang yang buat jalan di Sumatra itu hebat, bisa buat jalan raya di gunung :D. Lanjutkan membaca

Episode Padang : Kota Sejuta Kuliner

Apa yang terbesit dibenak fikiran ketika mendengar Padang ?? saya yakin pasti rumah makan ā€œPadangā€. Nah kali ini saya akan mengajak untuk mengenal Padang lebih dekat, tidak hanya dari rumah makan nya tapi dari segala apapun isinya. Perjalanan Jejak Kaki Andalas ini pun saya mulai dari kota Minang ini. Padang merupakan salah satu destinasi yang membuat rasa penasaran saya sangat kuat. Yaa penasaran akan hal makanan asli dan budayanya.

Senin pagi yang cerah itu, petualangan menelusuri Padang dimulai. Cuaca saat itu sangat bersahabat padahal sebelum saya tiba, cuaca di Padang sempat dilanda hujan dan kabarnya ada sebagian daerah di Sumatera Barat terkena banjir, waah. Perjalanan pertama saya dimulai dari sebuah rumah makan, tidak ada rumah makan Padang di Padang. Jadi, embel embel Padang di belakang rumah makan di sini diganti dengan brand tersendiri (RM.Simpang Raya, RM. Beringin, dll). Lanjutkan membaca

Episode Pembuka : Terbanglah Indonesia

Baiklah, perjalanan ini saya mulai dari kota Bandung, kota dengan hiruk pikuk keramaian orang dengan segala macam aktivitasnya. Agenda telah saya susun tentunya dengan budget seminim mungkin bahkan tidur di masjid pun masuk dalam agenda alternatif saya jika tidak menemukan penginapan murah. Partner travelling saya kali ini yaitu Mas Ajem. Seorang manusia beraliran rasta merah,kuning hijau yang easy going, gila dan aneh, hahaaaa :D. Hidupkan saja musik reggae maka dia akan bergoyang seperti zombie,heee… Naluri travel kami sebetulnya sama, kesamaan ini lah yang akhirnya menobatkan dia sebagai Partner Travelling saya kali ini. Awalnya perjalanan saya akan mulai ke Padang menggunakan bus dari Bandung tapi saat itu tiket bis ke Padang sedang mahal karena bertepatan dengan waktu liburan semester anak kuliah. Yaa, hampir pesimis bisa berangkat ke padang. Bermodalkan marketing jasa travel dari teman saya, sore waktu dikampus saya iseng-iseng melihat tiket pesawat. Sebuah maskapai lokal membuka rute penerbangan baru, Bandung-Padang dan sebaliknya. Awalnya maskapai ini masih membuka normal fare untuk harga tiketnya, tapi luar biasanya saat saya lihat lagi tiba-tiba promo fare diadakan seharga 400.000 !!! Tidak panjang lebar saya berfikir, saya diskusikan langsung dengan mas ajem dan beliau langsung berkata, Berangkaaat !!! Kebetulan saat itu promo itu hanya buat dua seat !! Alhamdulillah sepertinya niat saya didengar oleh Allah. Yaa bagi saya ini seperti kejutan di akhir tahun, dapat tiket murah dan dari Bandung pula, padahal saat itu saya lagi mengalami krisis moneter, duit tabungan menipis dan beasiswa belum keluar, ah sudahlah lupakan itu yang penting berangkat,,heeeā€¦ Lanjutkan membaca

Jejak Kaki Andalas : “Mengenal Sisi Barat Indonesia dari Dekat”

Perjalanan selalu memberikan arti sendiri dalam hidup saya. Perjalanan mengajarkan saya bagaimana memahami arti hidup sebenarnya, berinteraksi sosial dengan masyarakat dan mengenal serta memahami sesuatu hal yang baru. Terlalu banyak perjalanan yang telah saya lakukan hanya dengan rekam visual tidak dalam bentuk tulisan. Perjalanan kali ini sudah saya impikan sejak saya melakukan ekspedisi Jawa Bali dalam rangkaian Trans Java Bali Biodiesel Expedition 2012 silam. Perjalanan mengenal Indonesia pun berlanjut ke mimpi saya dari tanah Andalas. Bagi saya Indonesia itu kaya, kaya akan keragaman bahasa, budaya, makanan dan masih banyak lagi. Pengalaman memahami keragaman Indonesia ini yang patut saya raih. Banyak orang berlomba-lomba melakukan perjalanan untuk merasakan atmosfir di luar negeri, tapi bagi saya sebelum melangkah jauh ke negeri orang saya ingin merasakan dahulu bagaimana indahnya negeri sendiri, Indonesia. Perjalanan ke tanah andalas sudah saya rencanakan sejak lama, dan akhirnya mimpi itu terwujud di akhir tahun 2013. Saya susun semua agenda dan ittinery untuk merasakan bagaimana atmosfir andalas. Berbagai informasi saya kumpulkan dari internet, majalah sampai buku-buku travelling demi untuk mengenal secara luar apa isi dari pulau Andalas ini. Trip backpacker kali ini saya beri judul Jejak kaki andalas : Mengenal Sisi Barat Indonesia dari Dekat. Bermodal nekad dengan uang pas-pasan sampai uang pinjaman saya lakukan demi meraih mimpi saya kali ini, karena bagi saya uang masih bisa dicari tapi pengalaman belum tentu kita dapati di lain hari. Well, niat saya mengelilingi Indonesia saya mulai dari Jawa Bali dan sekarang berlanjut ke sisi Barat Indonesia, Sumatra.

Lanjutkan membaca